Ketahui perbedaan PTN, PTS, dan PTK ! Mana Yang Lebih Baik?

Setelah lulus dari sekolah menengah, beberapa dari kalian pasti ada yang sedang mencoba untuk mengikuti tes yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dan Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK). Mungkin beberapa dari kamu sudah mengenal PTN (Perguruan Tinggi Negeri), PTS (Perguruan Tinggi Swasta), dan PTK (Perguruan Tinggi Kedinasan) yang memiliki perbedaan yang sangat mencolok dari ketiganya. Mulai dari biaya kuliah, statusnya, jalur pendaftaran dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sebelum kamu mendaftarkan diri, sebaiknya kamu melihat perbedaan karakteristik dari ketiganya terlebih dahulu. Nggak perlu lama-lama, yuk kita kupas perbedaannya antara PTN, PTS, dan PTK!

Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

Perguruan Tinggi Negeri adalah perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah secara langsung baik dibawah Departemen Pendidikan Nasional maupun ada yang dibawah naungan Departemen lain milik pemerintah seperti kementrian kesehatan dan kementrian pertahanan. sebagai contoh PTN yang terdapat di Indonesia seperti : Universitas Indonesia (UI), Universitas Hasanuddin (UnHas), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Airlangga (UnAir), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan disini.

kelebihan :

- Pada umumnya memiliki biaya pendidikan sesuai dengan tingkat ekonomi keluarga

- PTN memberikan bantuan operasional kepada mahasiswa

- Lebih banyak mendapatkan beasiswa dengan proses seleksi

- pada umumnya memiliki fasilitas yang memadai sesuai peraturan pemerintah

Kelemahan :

- Untuk masuk ke PTN cukup ketat pada setiap tahunnya

- Kegiatan akademik yang banyak sering kali membaut pada mahasiswa jenuh dan sulit mengelola waktu

- Jumlah PTN di Indonesia masih terbilang sangat sedikit

Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) adalah perguruan tinggi yang dimilliki dan dikelola oleh perorangan atau kelompok/yayasan tertentu. Umumnya, perguruan tinggi negeri (PTN) mendapat subsidi dari pemerintah dalam pengelolaan dan pelaksaan pendidikan. Berbeda dengan perguruan tinggi swasta (PTS), pembiayaan pengelolaan dan pelaksaan pendidikan menjadi tanggung jawab perguruan tinggi yang bersangkutan sepenuhnya. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dan pemberi ketentuan kurikurum dalam proses pembelajaran dengan undang-undang yang berlaku. Pemerintah mengawasi dengan adanya lembaga nabimbingan dan pengawasan atas penyelenggaraan perguruan tinggi swasta (PTS) yang pada mulanya bernama Lembaga Perguruan Tinggi Swasta (LPTS) dan kemudian di ubah menjadi Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTiSI). Contoh perguruan tinggi swasta yang terdapat di Indonesia, yaitu : Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), Universitas Tarumanegara (UNTAR), Universitas Pasundan (UNPAS), Universitas Pelita Harapan (UPH), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Muhammadiah Malanng (UMM) dan Institut Teknologi Nasional (ITENAS), Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan masih banyak lagi.

Kelebihan :

- Untuk masuk ke PTS lebih mudah dibandingkan PTN dan PTK

- Kegiatan akademik yang tidak begitu ketat (relax), sehingga mahasiswa dapat mengatur waktunya dengan baik

- Ada PTS yang mempunyai kampus cabang, sehingga mempermudah dalam akses seperti Universitas Terbuka

- Biaya pendidikannya ada yang lebih murah dibandingkan PTN

- Sedikit memberikan beasiswa, biasanya beasiswa hingga lulus dibeberapa universitas swasta

Kelemahan :

- Beberapa biaya di PTS relatif lebih mahal (terutama yang sudah memilki nama baik dan memiiki fasilitas lengkap)

- Fasilitas yang ada dikampus harus kita observasi terlebih dahulu, seperti: gedung, lab, perpustakaan, kelas dan lain-lain

- Peluang mendapatkan beasiswa kecil

Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK)

Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) adalah perguruan tinggi di bawah departemen selain Departemen Pendidikan Nasional atau merupakan lembaga pendidikan tinggi negeri yang memiliki ikatan dengan lembaga pemerintahan sebagai penyelenggara pendidikan. Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) itu sendiri terdapat 2 macam, yaitu:

Ikatan Dinas

Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) dimana seluruh biaya kuliah ditanggung oleh pemerintah (gratis), prospek ke depan jelas (dapat diangkat jadi CPNS) dan terdapat pemberian uang saku untuk mahasiwa atau istilahnya tunjangan ikatan dinas.

Kedinasan

Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) yang berada dibawah naungan departemen, namun tidak ikatan dinas, artinya mahasiswanya tetap dipungut biaya kuliah, setelah lulus kuliah bisa jadi PNS dan bisa tidak, dan tidak dapat uang saku.

Contoh perguruan tinggi kedinasan

yang terdapat di Indonesia, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Akademi Imigrasi (AIM), Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), Akademi Kimia Analisis (AKA), (Sekolah TTinggi Teknlogi Tekstil (STTT) dan Akademi Meteorogi dan Geofisika (AMG).

Kelebihan :

-Biaya yang murah, bahkan ada yang tidak mengeluarkan biaya sama sekali (gratis)

-Ada beberapa PTK yang menyediakan uang saku (ikatan tunjangan dinas)

-Adanya kepastian kerja (dapat di angkat menjadi CPNS)

-Fasilitas lengkap

Ada beberapa PTK sudah menyediakan asrama selama perkuliahan, jadi tidak perlu memikirkan tempat tinggal (terutama untuk mahasiswa luar kota)

Kekurangan :

-Ada beberapa PTK dituntut dengan syarat-syarat tertentu dan hal tersebut dapat dirasakan berat untuk mahasiswa (semi militer atau militer itu sendiri, bagi yang kurang menyukai kehidupan militer)

-Sedikit informasi tentang PTK dan rendahnya pemahaman tentang sistem pendidikan PTK

-Jadwal ujian beberapa jadwal masuk PTK yang berbeda dengan PTN dan PTS

-Ujian masuk yang memilki beberapa tahap dan materi yang berbeda dengan yang di pelajari di SLTA.

-Banyaknya peserta yang mendaftar (ketatnya persaingan)

-Ada beberapa PTK yang memilki sikap bahwa junior harus lebih menghormati seniornya, sehingga menimbulkan sikap senior dapat bersikap seenaknya dan menimbukan kekerasan

-Jurusan yang disediakan terbatas

Aturan kuliah sangat ketat

Apabila sudah mendapatkan kerja, sudah di tentukan tempatnya atau tidak bisa memilih wilayah kerja.