“Bahasa Indonesia Dalam Pergaulan” (makalah)

Oleh : Johanes Kristiadi

Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, bahasa Indonesia kini dianggap sebagai bahasa yang kurang sesuai dalam pergaulan sehari-hari. Banyak sekali acara-acara televisi dan bahkan nama-nama stasiun televisi mulai bermunculan dengan menggunakan bahasa asing. Seperti contoh nama acara di salah satu stasiun televisi yaitu “On The Spot” dan juga nama stasiun televisi “Global TV” yang merasa bahwa acara tersebut atau stasiun televisi tersebut akan lebih diminati oleh masyarakat luas ketimbang yang lainnya.

Banyak sekali dunia usaha yang mulai menggunakan bahasa asing ketimbang bahasa negeri sendiri. Seperti contoh penggunaan bahasa asing pada nama-nama perumahan dan toko-toko. Seorang pengusaha akan lebih merasa bergaya dengan nama usahanya yang menggunkan bahasa asing ketimbang bahasa negeri sendiri.

Dengan kondisi seperti itu dapat mengakibatkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia menjadi berkurang dikalangan masyarakat. Masyarakat menjadi merasa bahwa bahasa asing lebih ada kesan “Wah!” di mata mereka dibanding dengan bahasa negeri sendiri. Bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya sendiri karena bahasa pemersatunya hilang dan akan dilupakan oleh anak cucu kita kelak.

Untuk itu, diperlukannya peran pemerintah dalam mengantisipasi hal tersebut. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan bahasa Indonesia dari “kepunahan”. Yaitu di dalam kurikulum K13 ini pemerintah mencanangkan kegiatan literasi selama lima belas menit setiap awal pelajaran dan juga menyanyikan lagu Indonesia Raya. Itu merupakan salah satu langkah pemerintah dalam membangun generasi muda yang dapat menghargai bangsanya sendiri.

Selain pemerintah, masyarakat pun harus ikut serta dalam menjaga bahasa Indonesia agar tidak hilang dikemudian hari. Dengan mulai menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari. Karena indentitas suatu bangsa terletak pada bahasa pemersatunya. Dengan hal tersebut diharapkan masyarakat dapat menunjukkan kelas tersendiri dalam berbahasa.